Selasa, 24 September 2013

JANJI TERAKHIR

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa El? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini Nilam?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan, apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi Elga.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”

“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana El?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus El!”

“Nilam, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.

“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia Nilam!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi Nilam…..”

Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………
 
“Elgaaaa…..”

Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala Elga.

“Elga, maafin aku!”

“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“Elgaaaaaa……”

Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.


Dear Nilam,
Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.
Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.
Love You
Elga

Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama Elga!”

“Nilam, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.

“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.

Aku Masih Mencintaimu

Tuutt.. tuutt.. (bel berdering)
“iya sebentar”
Klik.. !!! (membuka pintu) “silahkan masuk”
“eh tidak mbak, ini Cuma mau nganter undangan pernikahan temen SMAnya mbak aja” jawab pengantar undangan itu.
“owh, iya terimakasih ya..?”
“sama-sama mbak, pamit ya..?”
“iya”.

"undangan pernikahan dikasih ke aku, emang siapa yang menikah ya" pikirku, aku buka undangan itu dan betapa terkejutnya setelah melihat nama yang tertera di undangan itu ‘DANAR KELVINDA dan DIAN PUSPITA’. Ternyata mereka jadi menikah juga, dan usaha dian untuk memisahkan danar dari gangguan cewek-cewek lain membuahkan hasil, selamat ya buat kalian berdua. Pandanganku menerawang jauh saat kita masih SMA dulu.

Kebiasaanku saat masih SMA saat itu adalah membaca buku cerita atau novel sendirian di taman sekolah, hampir aku lakukan setiap hari. Hingga datang seorang cowok asing duduk disebelahku yang sedang membaca buku pula, aku hanya melirik dan dia akhirnya yang angkat bicara.

“ehm… maaf, aku boleh duduk sini kan..?”

“boleh aja, gak ada yang ngelarang, toh ini juga milik sekolah, siapa aja boleh pakek dong”ketusku dengan nada tak suka yang memang aku merasa terganggu dengan kedatangannya.

“kenalin, aku danar” sembari mengajak berjabat tangan.

“nia, kamu kelas berapa kok aku belum pernah liat kamu sebelumnya..?” tanyaku mulai mengembangkan senyum, dan ketika aku melihat wajah danar, cukup tampan dan tak jenuh untuk dipandang, manis sekali.

“3 Ipa 2, mungkin kamu yang nggak pernah mau bergaul dengan kelas lain, sampai-sampai tidak mengenal aku yang hampir 3 tahun sekolah disini”

“ya maaf, aku kurang suka aja, abisnya mereka gak sebanding sama aku, aku kan gak suka jalan-jalan, sedangkan mereka semua anak orang kaya yang suka jalan-jalan, ngabisin uang orang tuanya”

“nggak juga, ada yang nggak kok. Oh iya, aku perhatiin kamu sering banget kesini duduk sendiri, emang nggak pengen ditemenin ya..??”

“hobi sendiri, udah dulu ya, mau kekelas” sergahku cepat karena aku melihat sepasang mata yang sedang memperhatikanku dengan danar. Aku segera lari kekelas karena takut dicegah atau dicegat oleh danar ataupun oleh cewek itu.

Sejak kejadian itu, aku tak pernah berhenti memikirkan danar, terlebih sekarang sudah mulai dekat. Dimulai sms’n dan telfonan. ‘apa artinya ini, jangan sampek aku suka sama cowok yang udah punya cewek’, pikirku.

“hayyo.. ngelamun aja, mikirin danar ya..??” ledek sahabat dekatku.
“iya des, kenapa ya..??”
“ye… itu mah tanda-tanda jatuh cinta”
“sok tahu ah”
“iya, siapa juga yang sok tahu, aku juga pernah ngerasain kok, tapi aku saranin ati-ati aja sama dian”
“dian..? cewek yang selalu merhatiin aku itu maksud kamu..?”
“ya iyalah, kamu ini belum tahu ya ternyata, sekarang aku tanya, cowok paling keren, baik hati, tampan, trus gak sombong, sampek2 di jadiin favorit itu siapa coba..?”
“gak tahu lah.. emang siapa?”
“ya danar, tapi kasian dia, udah dijodohin sama orangtunya buat nikah sama dian, makanya dian sok berkuasa, padahal sifat dian sama danar itu beranding terbalik, dan kabar lagi klok dian itu cewek nggak bener”
“hush… nggak boleh ngatain orang sembarangan lah, nggak baik nyebar fitnah yang nggak2 desi”
“ya udah klok nggak percaya, aku mau makan dulu laper ini”

Aku hanya membalas dengan senyuman saja, senyuman yang sama seperti biasanya, senyuman yang biasa aku lemparkan untuk semua sahabat-sahabatku, termasuk danar. Walaupun aku diam-diam mulai menyayangi danar tapi aku coba untuk memendamnya dan biarkan ditelan oleh waktu, sekalipun gossip antara aku dan danar sudah mulai membengkak, aku akan terima semua, termasuk dian yang sebentar lagi akan mendatangiku (labrak). Oke… aku akan terima semua dan aku jelaskan semua.

Sekolah berakhir untuk hari ini, harus pulang cepet dan beres-beres rumah karena kakakku akan pulang dari bandung. Tapi naas banget, dian dan kawan-kawan udah stand by di gerbang dan aku tahu apa yang akan dia lakukan.

“heh.. cewek blagu, yang suka centil sama cowok orang lain..?” ketus dian.
“kamu panggil aku?” aku masih menunjukkan muka tenang seolah tak akan terjadi apa-apa.
“ya iyalah, masih nggak ngerasa aja lo” dian sudah siap ingin menampar aku tapi sebelum itu terjadi danar datang dan menghadang dian.
“dian, lo gak usah blagu, jangan mentang2 ortu gw njodohin kita, jangan se enaknya ngatur hidup gw, kita blom sah jadi suami istri, jadi jangan coba-coba ikut campur urusan gw, semua apa yg gw lakuin bukan urusan lo. Ngerti….!!!!”
“tapi kan sayang….” Belum selesai dian berbicara sudah ditinggal danar dan nia.
“kamu nggak apa-apa nia?”
“nggak kok makasih ya..?” niatku ingin menjauh dari danar tapi kalah cepat dengan genggaman tangannya.
“nggak usah kayak gitu nia, aku nggak suka kamu menjauhi aku,, apa kamu nggak ngerasain apa yang aku rasain..?”
“maksud kamu..?”
“aku sayang sama kamu, aku pengen hidup selamanya sama kamu, bukan sama dian, aku udah tahu semuanya tentang dian, aku nggak mau itu terjadi”
“maaf danar, aku nggak bisa. Kamu udah dijodohin sama orang tuamu, jadi hargai mereka, walaupun aku juga sayang sama kamu, aku akan menjauh dari kamu dan memendam rasa ini” selesai berkata aku berlari dan langsung naek kendaraan umum.

Aku sengaja menjauh dari danar, dan tak pernah kasih kabar untuknya. Sampai kuliah pun aku tak pernah kasih tahu dimana tempatnya.

***

Sekarang, memang ada rasa nyesel tapi turut berbahagia juga.
“hayo, ngelamunin apa?”
“eh kak adit ngagetin aja, nggak ngelamunin apa-apa kok. Kakak mau nikah kapan..?”
“nunggu kamu abis sarjana aja lah, kenapa emangnya dik..?”
“nggak apa2, Cuma Tanya”
“kakak tahu semuanya”
“hem.. bagus deh” aku hanya melempar senyum dan kekamar beres-beres kemudian berangkat ke kampus.

Memang tak terasa wisudaku sudah di ambang pintu, tapi rasanya aku masih ingin meneruskan kuliahku,, ah.. nggak mungkin, mau bayar pakek apa,, sedangkan duit aja nggak punya. Saat duduk sendiri, aku melihat dian kekampusku, ‘mau ngapain dia’ pikirku. Ternyata dian selama ini satu kampus denganku, kenapa aku tak pernah menyadari itu ya..?

Aku sudah wisuda, dan sebentar lagi bekerja, tapi kakakku tak kunjung menikah malah mau menunggu aku yang menikah duluan, aneh banget lah. Dan tak terasa pula hari pernikahan danar dengan dian telah tiba , aku terpaksa menghadirinya karena bujukan kak adit, kakakku sendiri. Akad nikah pun akan dilaksanakan, tapi sial mungkin saat menyebut nama mempelai wanita bukan menyebut nama dian, tetapi menyebut namaku. Aku bingung, kenapa jadi begini dan tak bisa berkutik sama sekali, hal itu pun terulang 3 kali sampai akhirnya orang tua danar bertanya kepada danar.

“danar, jangan bikin malu papa”
“siapa yang bikin malu papa, danar nggak bisa nyebutin nama dia, danar Cuma pengen sama nia pa”
“siapa nia..?”
“nia itu, dia” danar menunjuk aku dan semua mata tertuju padaku, aku tak tahan dibeginikan, akhirnya aku mengambil keputusan untuk meninggalkan tempat ini. Tapi kalah cepat lagi dengan danar..
“pliss nia, jangan menjauh dari aku, aku sayang banget sama kamu, aku Cuma pengen nikah sama kamu.” Tanpa memberiku kesempatan berbicara, aku diajak untuk duduk bersebelahan dengan danar. Aku hanya diam saja sekalipun dinikahkan dengan danar, yang bisa aku lakukan hanya menangis bahagia.
“danar, makasih ya, kamu masih menyimpan rasa cinta dan sayangmu untukku”
Danar tersenyum “rasa cinta dan sayangku tak akan pernah terganti oleh siapa pun nia”
Air mata dan senyuman bahagia selalu berkembang dan merekar indah…

sumber : rizkilhaizir.com

Kesetianku dibalas dengan penghianat

Hanya lantunan lagu melow yang menemani setiap malamku mengingat kisah cintaku yang menyakitkan setiap aku mengingatnya dan hampir setiap malam aku selalu menetaskan air mata ketika aku kembali mengingat semuanya,,apa yang dia lakukan padaku selama ini padahal aku pikir dia benar benar setia padaku tapi kenyataannya tidak,,kesetiaanku di balas dengan perselingkuhan,tak ku sangka semua ini terjadi padaku,,terkadang aku berpikir apakah ada yang kurang dariku atau aku kurang perhatian terhadapnya sehingga dia berpaling dariku..?? mungkin ini yang selalu yang aku pikirikan setiap malam mengingat kembali ketika pertama kali kami bertemu.
        Hari itu ada acara di kampus kami dimana aku dan teman teman sekelasku turut ikut serta dalam acara tersebut dan kebetulan dia juga turut serta dalam acara tersebut pada awalnya kami tak saling mengenal tapi menurut teman temannya dia selalu memperhatikanku ketika ada acara kampus dimana aku dan teman temanku selalu ikut serta dalam acara kampus begitu pun dengannya.hingga suatu malam tiba tiba ponselku berdering dan aku pun bergegas mengambil ponselku dan melihat pesan tersebut ketika aku melihat ternyata nomor baru dan dalam pesan singkat itu nama pengirimnya pun tak tercantum dan isi pesan tersebut.”hai,,selamat malam,,lagi ngapain..??”tanpa menunggu lama lagi aku pun membalasnya”malam juga,,aku lagi mau tidur,,kalau boleh tau ini siapa yah..?? tanyaku.”beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku.”oh,,sudah mau tidur yah..?? kalau gitu maaf yah.selamat malam.”dalam benakku aku berkata”ini orang siapa sih..??ditanya namanya malah ngga di jawab..???meningan gue tidur.”gumamku.
         Keesokan harinya aku pun bergegas berangkat ke kampus dan menemui teman temanku di kelas dan memberitahukan kepada mereka tentang nomor baru yang mengirimiku pesan semalam mungkin saja mereka tau siapa pemilik nomor itu.”pagi teman teman,,oya aku mau nanya sama kalian boleh ngga..??”teman temanku menjawab.”tentu saja memangnya lo mau nanya apaan..??” aku pun menceritakan kepada teman temanku.tadi malam ada yang mengirimiku pesan,,ini pesannya.(memperlihatkan sebuah pesan) dan apakah kalian tau nomor ini..??” dan teman temanku pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya yang berarti mereka tidak tahu.dan salah satu temanku berkata.”mungkin itu penggema lo.”spontan saja aku langsung tertawa dan kembali berkata kepada temanku.”hahahha,,penggemar..?? ngga mungkin,,emangnya gue artis,,yang benar aja sih lo.”kataku.
       Ketika aku sedang asyik mengobrol dengan teman temanku tiba tiba ponselku bergetar aku pun melihat layar ponselku dan ketika aku melihat nomor yang mengirimiku pesan tersebut ternyata orang yang mengirimiku pesan semalam.”selamat pagi Nit,,kayaknya kamu lagi asyik banget ngobrol dengan teman temanmu.” Sejenak aku terdiam membaca pesan tersebut yang membuatku jadi semakin bingung.”ini orang siapa sih lagi lagi dia tidak menulis namanya,,hmm,,jangan jangan ada yang ngerjain gue nih..??”gumamku.”siapa Nit..???kok muka lo jutek banget..??”kata salah satu temanku.”ini nih orang yang mengirimiku pesan semalam dia mengirimiku pesan lagi dan tidak menulis namanya,,haaaa,,jangan jangan diantara kalian ada yang ngerjain gue yah..??”kataku.”kurang kerjaan amat kami ngerjain lo,,kan gue sudah bilang pasti penggemarlo.”kata temanku.”kalau bukan kalian siapa dong..?? dan dia juga tau kalau gue lagi ngobrol ngobrol sama kalian.?? Gue jadi makin penasaran dengan pemilik nomor ini,,dan dia juga tau namaku.”kataku.aku pun membalas pesan tersebut.”sebenarnya ini siapa sih dan darimana lo tau kalau gue lagi ngumpul ma teman teman gue atau lo satu kampus dengan gue dan darimana lo tau nama gue dan nomor gue..??” beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku”lo benar kita memang satu kampus tapi kita beda kelas dan gue tau nama dan nomor lo dari teman gue dan sejujurnya gue selalu perhatikan lo.” Aku pun makin penasaran dengan orang tersebut,,aku pun membalas pesannya.”nama lo siapa dan kelas berapa..??” dia pun membalas pesanku tapi balasannya membuatku semakin kesal.”kayaknya lo penasaran banget sama gue,,suatu saat gue pasti datang sama lo dan memperkenalkan diri.OK Nit.” Dengan nada mengancam aku pun membalas pesannya.”kalau lo ngga mau kasih tau gue nama dan kelas lo gue ngga bakalan lagi balas SMS lo.” Aku pun menatap layar ponselku dan menunggu balasannya dan berharap dia akan memberitahukan namanya tapi kenyataannya dia tidak membalas pesanku aku pun semakin jengkel dan aku pun menyimpan nomor tersebut di ponselku dengan nama”STRESS”.
        Malam harinya ketika aku sedang mendengarkan lagu dari ponselku tiba tiba saja ponselku bergetar dan melihat sebuah pesan ketika aku melihat nama pengirimnya ternyata dia lagi,,aku pun membuka pesan tersebut.”selamat malam Nit,,lagi ngapian..??? setelah membaca pesan tersebut aku memutuskan untuk tidak membalasnya sampai dia memberitahuku namanya.”gue ngga bakalan balas SMS lo sampai lo ngasih tau gue nama lo sama gue,,dasar orang stress.gumamku”. setelah beberapa menit ia kembali mengirimiku pesan.”kok ngga di balas apa lo sudah tidur..??” setelah membaca pesanya aku kembali memutar lagu di ponselku.”apa susahnya sih tinggal nyebutin nama doang atau namanya begitu rumit kali yah sampai sampai dia ngga mau nyebutin namanya,,ahhh,,masa bodoh,,emang gue pikirin,,gue ngga bakalan balas SMS lo sampai lo nyebutin nama lo.” Gumamku sambil menatap layar ponselku.
        Keesokan harinya ketika aku melihat layar ponselku,,aku melihat sebuah pesan aku pun melihat nama pengirimya.”ahhh,,dia lagi,,dia lagi...”gumamku.aku pun membuka pesan tersebut dan seketika mataku jadi mlek. Ketika membaca pesannya.”selamat pagi Nit,,hari ini aku akan menemuimu di kampus dan aku akan memperkenalkan diri,,sampai jumpa di kampus yah.”sejenak aku duduk terdiam dan menatap layar ponselku.”akhirnya lo mau juga menampakkan diri juga hmm,,gue jadi penasaran siapa sih lo sebenarnya..?? dan apa mau lo,,haa,,meningan gue buru buru mandi dan ke kampus gue benar benar penasaran sama ini orang.”kataku.
       Setelah berpakaian aku pun langsung menuju ke kampus dan menunggu pesan dari orang tersebut,,setelah beberapa menit aku tiba di kampus.tiba tiba ponselku berdering dan aku pun melihat layar ponselku ternyata benar orang itu mengirimiku pesan.”pagi amat lo datang jadi benar kamu benar benar penasaran sama gue sampai sampai lo datang pagi amat.”setelah membaca pesan tersebut aku pun memandang semua tempat yang ada di sekitarku tapi aku tak tahu yang mana orangnya karena begitu banyak mahasiswa aku pun memutuskan membalas pesanya.”sebenarnya lo itu siapa sih..??? buruan tunjuka diri lo..!! kalau hari ini lo ngga nunjukin diri gue ngga bakalaln mau balas SMS lo.”
        Beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku.”baikalah,,lo tunggu aja di situ gue bakalan datang kehadapan lo.”aku pun menunggunya dan beberapa menit kemudian aku melihat cowok yang datang ke arahku aku pun mulai bertanya tanya.”apakah dia orangnya..???tapi kayaknya aku pernah melihatnya,,oya..gue baru ingat dia kan anak kelas 1C dan bukannya dia selalu ikut partisipasi setiap ada acara kampus tapi gue ngga tau namanya..??”gumamku.sedikit semi sedikit dia mulai mendekat ke arahku dan kau semakin yakin bahwa dialah orangnya dan ketika dia tiba di hadapanku dia pun mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri.”hai,,lo nita kan..?? kenalin nama gue andy gue anak kelas 1C dan maaf kalau selama ini gue bikin lo penasaran.” Sejenak aku menatapnya dan menjawab pertanyaannya.”iya,,gue Nita,,jadi elo yang selalu mengirimiku SMS tanpa nama dan selalu bikin gue penasaran..?? akhirnya lo muncul juga.” Kataku dengan cuek...berulang kali dia mengucapkan maaf terhadapku,,hingga akhirnya aku pun memaafkannya.
       Setelah seminggu kami saling mengenal tiba tiba saja pada suatu malam dia menyatakan perasaannya padaku dan aku pun langsung menerimanya,,sejak sekitar 2 minggu kami pacaran hubungan kami baik baik saja sama seperti teman temanku yang lainya tapi hingga suatu hari aku mendengar rumor tentang dirinya kalau dia selingkuh,,tentu saja aku tidak percaya begitu saja karena aku belum melihat dengan mata kepalaku sendiri dan aku pikir dia tidak mungkin selingkuh.hingga suatu hari aku dan teman temanku sedang mengobrol di halaman kosan salah satu teman sekelasnya yang kebetulan dekat dengan kampus,,waktu itu aku sedang memperhatikan motor dan mobil yang lalu lalang tapi perhatianku tertuju pada salah satu motor yang begitu familiar bagiku dan ketika aku melihat orang mengendarai motor tersebut betapa kagetnya aku ketika melihatnya ternyata dia adalah andy yang sedang berboncengan dengan wanita lain yang tampak begitu mesra dengan tangan wanita tersebut melingkar di pinggang andy,,spontan saja air mataku menetes ketika melihat andy.”ternyata benar rumor tersebut kalau andy memang selingkuh pantesan saja akhir akhir ini dia tampak berubah terhadapku,,mungkin ini adalah jawaban atas doaku kepada Allah,,sungguh tak ku sangka dia melakukan ini padaku aku pikir dia benar benar setia terhadapku dan serius menjalin hubungan denganku,tapi ternyata perkiraanku selama ini salah,,kesetiaanku di balas dengan perselingkuhan.”gumamku. teman temanku berusaha untuk menghiburku dan mereka juga tak menangka kalau andy benar benar selingkuh.”udah dong Nit,,cowok begitu ngga pantes lo tangisin,,toh sekarang doamu terkabul dan rumor itu ternyata benar kami juga ngga menyangka kalau dia benar benar selingkuh,,gue pikir dia cowok setia tapi ternyata brengsek juga.”kata salah satu temanku.”gue benar benar ngga nyangka dia duain gue,,emangnya apa yang kurang dari gue atau gue kurang perhatian terhadapnya,,gue pikir dia benar benar setia sama gue tapi ternyata ngga,,kenpa dia tega sama gue...kenapa..???”kataku.”ngga kok,,lo ngga kurang apa pun,,lo begitu perhatian sama dia dan juga perhatian,,Cuma matanya aja katarak ngga bisa melihat kebaikan lo,,ya..udalah ngapain juga lo tangisin,,sementara dia tertawa dengan selingkuhannya.”
        Hampir setiap malam aku meneteskan air mata ketika mengingat perselingkuhannya dan membuatku bertanya tanya”kenapa dia tega terhadapku..??? kenapa..??? kenapa...???.”
Aku ingin melupaknnya tapi itu sangat sulit bagiku karena aku terkanjur menyanyangi dan mencintainya,,ntah kapan aku bisa melupakannya mengingat kami satu kampus dan pastinya setiap hari kami pasti bertemu,,rasanya aku tak ingin mengenalnya lagi setelah apa yang telah dia lakukan terhadapku,,,aku hanya bisa berharap semoga tuhan bisa membantuku menghapus banyanganya dan bisa melupakannya.


karya: dinda fajar fadilla

MUNGKIN NANTI

Karya Rizqi Puji
 
Semua rasa ini berawal saat aku pertama kali melihatnya di gerbang sekolah, seorang laki-laki dengan mata yang indah yang seakan dalam hidupnya tak ada beban, yang ada hanya kebahagiaan. Seorang laki-laki yang mampu membuat awan gelap dalam hidupku lenyap, dan merubahnya menjadi pelangi yang indah. Aku tak mengerti apa yang ku rasakan saat ini, mungkinkah aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika benar maka ini untuk pertama kalinya aku merasakan, jatuh cinta pada pandangan pertama. Sungguh tak dapat di percaya, aku benar-benar menyukainya secepat ini.

Setiap saat aku selalu terbayang olehnya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. Dia memang tidak terlalu tampan, mungkin bisa di bilang standar untuk orang yang berpostur tinggi itu. Tapi aku tak peduli dengan penampilannya, karna yang ku tahu cinta tak memandang fisik seseorang.
“kak tama, aku benar-benar menyukaimu, tidak, bukan hanya suka, aku mencintaimu, sangat mencintaimu”, ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di kantin sekolah.
 
Mungkin Nanti
 
Indra Pratama, atau yang biasa ku panggil kak tama. Dia adalah laki-laki pemilik mata pelangi itu dan orang yang ku suka. Kenapa aku panggil dia kakak, sudah pasti karna dia kakak kelasku. Kedudukannya paling tinggi di SMK yaitu kelas XII. Sedangkan aku hanya murid baru di sana, karna aku baru kelas X.
“ri, jangan Cuma di liatin dari jauh dong, deketin dia”, ujar sita. Dia adalah sahabat terbaikku, semua masalahku selalu ku ceritakan padanya, termasuk soal kak tama.
“ga ah, takut sama cewenya”, jawabku dengan wajah yang sedikit mendung.

Ternyata kak tama udah punya cewe, anak kelas XI. Dan parahnya cewenya itu orang yang pertama kali aku benci di SMK. Bukan karna dia pacar orang ku suka, tapi karna emang dia itu nyebelin, sok ngatur, sok jutek, sok tau segalanya, pokoknya aku benci banget deh sama tu orang. Aku jadi bingung, bukan Cuma aku yang bingung semua temanku juga bingung, kok mau-maunya kak tama pacaran sama kak tika. Tapi ya begitulah cinta, aneh jika terus di pikirkan. Saat pertama kali aku tahu bahwa kak tika adalah cewenya kak tama, hatiku tuh rasanya kaya kesamber petir, trus abis itu kaya di cincang-cincang pake pisau daging. Saaakkkiiiiiiiiiiiiiitttt pake banget! Pupus sudah harapanku padanya. Malang bener nasipku.
“nih nomer hp kak tama”, tiba-tiba dita datang sambil memberikan secuil kertas yang berisikan nomor yang tak lain adalah no.hp kak tama.
“serius dit? Dapet dari mana kamu?”, tanyaku padanya. Jangan heran ya, kalau dita juga tau kalau orang yang sama sekali ga deket denganku tahu kalau aku suka sama kak tama, karna bukan hanya sahabat terbaikku yang tahu, tapi seluruh teman sekelasku.
“udah lah,riri.. ambil aja, sukses ya!”, jawab dita sambil tersenyum dan menyerahkan keras itu padaku, setelah itu dia pergi meninggalkanku dan sita.

Setelah ku dapat no.hp kak tama, kami pun sering smsan, ya walaupun tanggapannya cuek banget. Tapi ga masalah buat aku, yang penting aku bisa deket sama dia. Selain lewat sms, aku juga sering chattingan sama kak tama. Dan lama-lama aku bener-bener ngerasa deket sama dia. Sampai akhirnya ga Cuma dia yang aku deketin, teman dekatnya juga. Namanya kak hendra, dia anaknya lumayan asyik, ga cuek kaya kak tama. Walaupun cuek, tapi aku tetep suka kok sama kak tama, bahkan jadi lebih suka. Kak tama ga selalu cuek padaku, kadang dia juga asyik dan membuat jantungku berdetak sangat cepat dari biasanya (padahal sikapnya sebenarnya wajar-wajar aja kalau di pikir-pikir, ga ada yang lebih). Setiap kali aku buka facebook, aku selalu mencari dia di obrolanku, atau ga aku buka profil dia. Setiap hari juga aku selalu menemaninya online, ya walaupun ga secara langsung, tapi bisa di artikan aku menemaninya. Itu semua ku lakukan sampai dia lulus dari SMK, dan saat ini aku duduk di kelas XI. Saat dia ada di obrolanku, dan tanda hijau di samping nama facebooknya, aku selalu menunggunya sampai dia offline. Bahkan pernah waktu itu sampai jam 3 pagi, tapi aku tak pernah menyesalinya, karna justru malam itu jadi malam yang indah. Dia ngechat aku duluan, wah.. senangnya aku, karna biasanya selalu aku dulu. Bahkan saat itu juga aku ingin teriak kegirangan.

“kok belum tidur?”, aku ga nyangka kata itu keluar darinya. Sebenarnya aku ingin sekali membalas seperti ini, “aku nunggu kamu tidur”, tapi aku ga berani, bisa-bisa aku di gantung sama cewenya. Jadi aku bilang ke dia, kalau aku lagi download game. Karna aku tahu dia suka banget ngegame, jadi ya lumayan lah siapa tahu jadi lebih akrab. Kami terus chattingan sampai dia mulai lelah dan mengantuk, dan dia pun akhirnya offline. Tapi sebelum offline, dia bilang makasih ke aku, karna aku udah nemenin dia. Aku bener-bener kaya kembang api yang siap meluncur ke atas dan derrr.., pecah dengan indahnya. Ya tuhan, aku bener-bener seneng banget, aku bersyukur banget pada-Mu.

Hari demi hari berlalu, dan setelah dia lulus dari SMK dan aku tak pernah lagi bertemu dengannya, hariku jadi sedikit gelap. Tapi aku tetap semangat karna aku masih bisa berkomunikasi denganya. Hingga tiba lah saat itu. Saat dimana aku mulai lelah dengan rasa yang selalu ku pendam. Rasa yang benar-benar ingin ku katakan padanya. Dan aku yakin inilah saatnya aku harus jujur padanya.

Kamis, 29 November 2012, tepatnya pukul 20:09:06, ku nyatakan perasaanku padanya melalui sms.
“kak, jujur ya, sebenarnya aku suka sama kakak, aku ngomong bukannya apa-apa, aku Cuma pengen jujur aja, di pendem terus juga ga enak, mungkin kalau ngomong lebih baik ”
Itu yang ku katakan padanya, setalah mengumpulkan beranianku selama 3 jam sebelumnya. Tak lama kemudian aku mendapat jawaban darinya. Sebenarnya aku sedikit kecewa dengan jawabanya itu, karna dia malah meledekku. Tapi aku tak mempermasalahkannya, karna aku yakin itu semua dia lakukan karna dia menghargai perasaanku, dengan tidak mengatakan kata-kata tolakan yang menyakitkan.

Sehari setelah kejadian itu, aku merasa dia sedikit merasakan kehadiranku, karna sebelumnya aku merasa dia hanya menganggapku angin berlalu. Aku sedikit lebih akrab lagi dengannya. Kata temanku si, itu dia lakukan karna dia kasian padaku. Tapi aku yakin dia adalah orang baik, tak mungkin dia mengasihaniku seperti itu. Aku tetap berfikir positif dan terus melakukan hal-hal yang selalu ku lakukan. Dan aku berniat akan selalu membuat kenangan di tanggal 29 setiap bulannya, kalau di februari aku pilih tanggal 27, sesuai tanggal kelahirannya. Kenangan apa itu, cukup aku dan tuhan yang tahu.

Hari terus berganti, tak secuilpun rasa yang berubah dariku, hingga akhirnya aku mulai lelah dengan rasa ini. Aku lelah terus-terusan begini, begitu banyak warna yang telah dia berikan dalam hidupku, tapi tetap saja aku hanya merasakan cinta sepihak. Dan kali ini aku benar-benar ingin merelakannya bersama kak tika, karna cinta mereka begitu kuat, dan tak mungkin aku menghancurkannya. Maka mulai sekarang aku bertekad untuk sedikit melupakannya, walau berat tapi akan ku coba. Sebenarnya aku tak menginginkan ini semua, tapi aku harus melakukannya, karna jika aku terus bertahan pada cinta ini, cinta yang sudah 2 tahun ku pendam, yang ada aku akan mati karnanya. Untuk mengawali niatku ini yang sama sekali berlawanan dengan hatiku, aku putuskan untuk beberapa hari menyendiri tanpa berkomunikasi dengan siapa pun.

Mungkin ini berlebihan, tapi hanya ini yang bisa ku perbuat, jika aku semakin dekat dengannya, yang ada aku akan sangat sulit melupakan, karna dia banyak merubah hidupku. Kemungkinan hanya 25%, kekonyolanku ini akan berhasil, dan aku bisa melupakannya. Tapi entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Dan aku hanya bisa berdo’a semoga semua ini jalan yang terbaik untukku tempuh. Dan jika mungkin nanti Tuhan merencanakan aku bertemu lagi dengannya, entah dengan rasa yang sama atau berbeda, dan dengan waktu yang lama atau dekat, percayalah kak tama, aku tak akan melupakan kisah ini, kisah dimana aku sangat mencintaimu.
 

AKHIR SEBUAH PENANTIAN


Karya : Wardhina Ayu Wakhidatun

Aku hidup bukan untuk menunggu cintamu.
Sulit ku terima semua keputusan itu.
Yang kini hilang tersapu angin senja.
Masih sulit pula untuk ku lupakan.
Suram dan seram jika ku ingat kembali.
Mungkin harus ku biarkan semua kenangan itu,
agar abadi oleh sang waktu.

Pagi ini cerah, hangat mentari yang bersinar dan sejuk embun di pagi itu membuat semangat untuk menuntut ilmu makin bertambah. Ku percepat langkahku. Seusai sekolah, ada ekstrakulikuler seni tari dan aku pun mengikutinya. Masih belum beranjak dari tempat duduk ku. Dari arah belakang terdengar suara yang memanggilku.
“Idaaa, tunggu !”

Aku pun melihat ke belakang “Kamu Raff, ada apa kok sampai tergesa-gesa ?” tanyaku penasaran.

“Emmm, ada yang mau kenalan sama kamu !”

“Tapi Raff, udah mau masuk kelas seni tarinya”

“Ya telat dikit kan gakpapa”.

Aku tidak menjawabnya. Aku bergegas pergi menuju kelas seni tari. Aku simpan kata-kata Raffi tapi aku tidak memikirkannya disaat aku sedang mengikuti seni tari.

***

Hari ini aku sengaja berangkat pagi, aku ingin menikmati udara pagi, walaupun jarak antara rumah dan sekolah dekat. Sewaktu istirahat aku kembali ingat dengan kata-kata Raffi kemarin siang. Siapa dia? Anak mana? Namanya siapa? Berbagai pertanyaan mulai bermunculan di benakku. Hingga aku tak sadar jika aku sedang melamunkannya.

“Heyhey, mikirin siapa sih kamu?” Tanya Ega yang membuyarkan lamunanku.

“Ha? Aku gak mikirin apa-apa tuh!”

“Kok ngelamun sih? Haaa, masih keinget ya sama kata-kata Raffi kemaren?”

“Ehh, apaan sih, mentang-mentang pacar Raffi trus kalian ngejek gitu, ahh gak asyiik”

“Yaya, Cuma bercanda kok”

Tiba-tiba Raffi datang menemuiku. Entah apa lagi yang akan ia sampaikan kembali. Aku sendiri tidak berharap jika kata-kata itu lagi yang akan ia sampaikan.

“Daa, ikut yuk, dia mau ketemu kamu, tuh udah ditunggu di kantin” ajak Raffi.

“Ahh, engga ahh, biarin aja dia samperin”

“Kok gitu? Ya udah deh, ini kesempatan loh, kok malah kamu sia-siain” Ucapan Raffi didengar oleh Layla, yang juga saudara Raffi.

“Ehh, ada apaan nih, keliatannya seru! Ada apa sih Raff, kok gak bilang-bilang?”

“Gak ada apa-apa, udah nanti aku ceritain”

Bel masuk kelas pun berbunyi, aku segera masuk kelas. Dan aku mengikuti pelajaran yang berlangsung hingga usai. Pulang sekolah biasanya aku jalan sendiri, jarak rumah deket.

“Ciiye Idaa” goda Layla

“Ada apa sih?” tanyaku penasaran.

“Tuh, orang yang di depan gerbang pake tas item ada corak biru, itu orang yang mau ketemu kamu.”

“Ha? Siapa dia? Namanya siapa?”

“Dia Tyo, anaknya pendiem banget, dia sahabat karib Raffi sama Adi”

Tanpa kata-kata apapun aku bergegas pulang, dalam perjalananku aku memfikirkan semua hal yang Layla beritahu tadi. Yah, Tyo, aku masih tidak menyangka kenapa dia mau bertemu, kenapa harus lewat temennya? Ah mungkin dia malu. Ya udahlah.
***

Hari ini mulai muncul kabar buruk, banyak yang menyangka bahwa aku ini adalah pacar Tyo, padahal bukan sama sekali. Aku kenal sama dia aja baru kemarin. Di sela-sela pelajaran aku gunakan untuk menuliskan sebuah kata-kata. Sepertinya aku memang benar-benar jatuh hati pada Tyo, “ahhh, kenal langsung aja belum kayaknya mustahil deh” kata itu selalu muncul di benakku.

Saat jam istirahat, aku selalu melewati kelasnya. Aku selalu melihat tingkah lakunya, yang terkadang membuatku tersenyum-senyum sendiri. Oh mungkin inikah cinta? Aku pernah merasakannya tetapi aku tak ingin merasakannya lagi untuk saat ini.

Setelah kita kenal begitu lama, aku mengenal dia dengan ramah, dengan baik, walaupun diantara kita tak pernah ada satu perkataan. Tiba-tiba semua perasaanku menjelma, berubah entahlah seperti apa isi otakku. Aku menyukainya, aku menyayanginya. Aku yakin dia pun begitu, tapi aku tidak pernah pecaya itu, aku tidak pernah percaya bila ia menyukaiku juga, aku hanya berharap begitu banyak padanya.

Hari ini ekstra pramuka sebenarnya, aku sama Tyo mau bicara tapi dia tetap tidak mau. Dia tetap tak membuka kesempatan untuk perasaan kita. Tapi aku masih yakin bila dia benar-benar mencintaiku. Sore itu aku hanya pulang dengan semua mimpi ku yang telah pupus. Aku tak membawa secuil harapan lagi untuk rasaku ini.
***

Malam ini aku tulis surat untuk nya. Aku harap ada sedikit respon darinya. Dan respon itu tidak membuatku patah hati dan patah semangat. Aku tahu Tuhan pasti mengerti disetiap mimpi dan harapanku.

Setelah selesai aku pun tidur. Hari ini aku sengaja bangun pagi, selain aku piket aku juga ingin melihatnya lebih awal, hehe. Aku datang pertama di sekolah, datang pertama juga di kelas, aku langsung piket, bersihkan semuanya. Setelah selesai, aku kasih surat itu langsung ke dia. Aku tak pernah mengira hal buruk apapun akan menimpa kita setelah surat itu kau baca. Tiba-tiba Imma datang mengetuk pintu kelasku. Dia meminta ijin dahulu, lalu memanggilku untuk menemuinya. Aku yang bingung, langsung saja aku menurut.

“Nich surat dari Tyo!” kata Imma sambil memberikan surat dari Tyo.

“Apa ini? Jawaban suratku tadi pagi ya?”

“Iyaa, baca aja, dia bilang dia minta maaf kalo udah nyakitin perasaan kamu, dia gak bermaksud kayak gitu, ya udah baca aja.”

“Iyaa, makasiih udah ngaterin suratnya, aku titip salam buat dia”

Seketika aku menangis, air mata ini sudah tak bisa ku tahan lagi. Tetes demi tetes mulai membasahi wajahku. Lalu ku hapus lagi begitu pun seterusnya. Aku masuk kelas dan aku lanjutkan pelajaran yang sempat tertunda, aku anggap saja ini semua tidak pernah terjadi.

“Ada apa sih, Yuk?” Tanya Ega.

“Di.. dia.. dia udah jawab semuanya” kataku terbata-bata

“Jawab apa? Bukannya diantara kalian itu tak pernah ada apa-apa?”

“Dia gak suka aku Ga, aku sih fine tapi kenapa sih yang nganter harus Imma, dulu pas kamu sama Raffi putus, Imma juga kan yang nganter?”

“Iya ya, kok aku lupa ya? Ya udah deh, kamu yang sabar aja, cowok itu gak Cuma satu kok, gak Cuma dia doang”

“Iyaa Ga, makasiih” jawabku sambil mengusap air mataku

“Iya sama-sama”
***

Sulit menjalani hari tanpanya lagi, walaupun kita hanya sebatas gebetan, tapi ternyata hal itu membuat kita menjadi bersahabat. Berbulan-bulan aku nanti jawabanmu lagi. Tapi ternyata jawaban itulah yang sudah kamu tetapkan. Aku hanya pasrah, aku menangis, bagaimana tidak jika seseorang yang aku sukai ternyata telah membuatku menangis.

Aku berharap suatu saat nanti Tuhan mempertemukan kita, dan Tuhan izinkan kita bersama. Jika Tuhan tidak mentakdirkan kita bersama biarlah perasaan itu menjadi sebuah kenangan masa SMP kita.

*THE END*

Selasa, 10 September 2013

Cinta datang di saat dia pergi

namaku dinda, saat ini aku duduk di bangku sekolah SMA HARAPAN MANDIRI.
 Saat tuh aku lagi jalan-jalan di taman dengan teman, di saat aku hendak berjalan tiba-tiba saja seorang cowok menghampiri aku dan temanku. Aku kira cowok tuh ingin berbuat jahat tapi tidak, dia malah mengajak kami berkenalan. Setelah berkenalan, kami pun jalan-jalan di taman itu. Gak terasa hari sudah mulai sore, aku pun mengajak teman ku untuk pulang. Pas aku mau ngajak pulang teman-temanku tiba-tiba saja cowok itu memanggil ku untuk meminta nomor handphone ku, dan aku pun langsung kasih aja, mana tau bisa jadi teman curhat?''pikirku dalam hati''. Setelah aku kasih, aku langsung meninggal kan taman tuh dan segera pulang kerumah . Sesampai nya di rumah, aku langsung saja di sms sama cowok yg di taman tuh, aku pun langsung membalas sms nya. Aku pikir kenapa yah ini cowok perhatian banget? padahal kan baru kenal?? ah udah lah, aku hanya bisa menganggap nya kawan kalau pun cowok tuh punya perasaan lebih ke aku nya. Cowok tuh pernah cerita ke aku tentang penyakit nya. Aku sedih mendengar cerita nya. Setelah lebih 2 bulan aku mengenal nya, mulai lah muncul perasaan lebih ke cowok tuh ntah tuh cinta atau sayang aku pun gk tau. Selama 2 bulan tuh kami tidak pernah putus komunikasi, tapi setelah aku udah ada rasa sama dia, dia mulai jarang nelpon atau sms aku. Disaat dia gk sms aku, aku khawatir dengan keadaan nya apalagi dia mempunyai sakit kronis. Hingga pada suatu saat dia sms aku begini''dinda, jgn cri' A lagi yah, A harap dinda gk ada perasaan ke A.
A syang sma dinda, A harap dinda bisa jaga diri yah kalau A gk ada lagi di dunia ini''. Mulai lah air mata ni menetes membaca sms dari nya :'(. hingga pada suatu saat aku dapat sms dari keluarga nya bahwa dia pergi untuk selama-lama nya. Awal nya aku gak percaya, tapi setelah aku pergi ke rumah nya langsung barulah aku peracaya kalau dia akan meninggalkan ku selama-lama nya. Aku pun langsung nangis, aku gk sanggup melihat nya utk yang trakhir kali. aku pun langsung meninggalkan tempat itu dan segera pergi ke taman dimana tempat pertama kali kami jumpa. lalu aku pun berkata ''tuhan mengapa cinta datang disaat dia sudah pergi??''. saat tuh aku pun berusaha move on dri dia, dan skarang aku pun sdah bisa move on dri dia :)

karya : dinda fajar fadilla