Karya Rizqi Puji
Semua rasa ini berawal saat aku pertama kali melihatnya di gerbang
sekolah, seorang laki-laki dengan mata yang indah yang seakan dalam
hidupnya tak ada beban, yang ada hanya kebahagiaan. Seorang laki-laki
yang mampu membuat awan gelap dalam hidupku lenyap, dan merubahnya
menjadi pelangi yang indah. Aku tak mengerti apa yang ku rasakan saat
ini, mungkinkah aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika benar maka
ini untuk pertama kalinya aku merasakan, jatuh cinta pada pandangan
pertama. Sungguh tak dapat di percaya, aku benar-benar menyukainya
secepat ini.
Setiap saat aku selalu terbayang olehnya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. Dia memang tidak terlalu tampan, mungkin bisa di bilang standar untuk orang yang berpostur tinggi itu. Tapi aku tak peduli dengan penampilannya, karna yang ku tahu cinta tak memandang fisik seseorang.
“kak tama, aku benar-benar menyukaimu, tidak, bukan hanya suka, aku mencintaimu, sangat mencintaimu”, ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di kantin sekolah.
Setiap saat aku selalu terbayang olehnya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. Dia memang tidak terlalu tampan, mungkin bisa di bilang standar untuk orang yang berpostur tinggi itu. Tapi aku tak peduli dengan penampilannya, karna yang ku tahu cinta tak memandang fisik seseorang.
“kak tama, aku benar-benar menyukaimu, tidak, bukan hanya suka, aku mencintaimu, sangat mencintaimu”, ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di kantin sekolah.
Mungkin Nanti |
Indra Pratama, atau yang biasa ku panggil kak tama. Dia adalah laki-laki
pemilik mata pelangi itu dan orang yang ku suka. Kenapa aku panggil dia
kakak, sudah pasti karna dia kakak kelasku. Kedudukannya paling tinggi
di SMK yaitu kelas XII. Sedangkan aku hanya murid baru di sana, karna
aku baru kelas X.
“ri, jangan Cuma di liatin dari jauh dong, deketin dia”, ujar sita. Dia adalah sahabat terbaikku, semua masalahku selalu ku ceritakan padanya, termasuk soal kak tama.
“ga ah, takut sama cewenya”, jawabku dengan wajah yang sedikit mendung.
Ternyata kak tama udah punya cewe, anak kelas XI. Dan parahnya cewenya itu orang yang pertama kali aku benci di SMK. Bukan karna dia pacar orang ku suka, tapi karna emang dia itu nyebelin, sok ngatur, sok jutek, sok tau segalanya, pokoknya aku benci banget deh sama tu orang. Aku jadi bingung, bukan Cuma aku yang bingung semua temanku juga bingung, kok mau-maunya kak tama pacaran sama kak tika. Tapi ya begitulah cinta, aneh jika terus di pikirkan. Saat pertama kali aku tahu bahwa kak tika adalah cewenya kak tama, hatiku tuh rasanya kaya kesamber petir, trus abis itu kaya di cincang-cincang pake pisau daging. Saaakkkiiiiiiiiiiiiiitttt pake banget! Pupus sudah harapanku padanya. Malang bener nasipku.
“nih nomer hp kak tama”, tiba-tiba dita datang sambil memberikan secuil kertas yang berisikan nomor yang tak lain adalah no.hp kak tama.
“serius dit? Dapet dari mana kamu?”, tanyaku padanya. Jangan heran ya, kalau dita juga tau kalau orang yang sama sekali ga deket denganku tahu kalau aku suka sama kak tama, karna bukan hanya sahabat terbaikku yang tahu, tapi seluruh teman sekelasku.
“udah lah,riri.. ambil aja, sukses ya!”, jawab dita sambil tersenyum dan menyerahkan keras itu padaku, setelah itu dia pergi meninggalkanku dan sita.
Setelah ku dapat no.hp kak tama, kami pun sering smsan, ya walaupun tanggapannya cuek banget. Tapi ga masalah buat aku, yang penting aku bisa deket sama dia. Selain lewat sms, aku juga sering chattingan sama kak tama. Dan lama-lama aku bener-bener ngerasa deket sama dia. Sampai akhirnya ga Cuma dia yang aku deketin, teman dekatnya juga. Namanya kak hendra, dia anaknya lumayan asyik, ga cuek kaya kak tama. Walaupun cuek, tapi aku tetep suka kok sama kak tama, bahkan jadi lebih suka. Kak tama ga selalu cuek padaku, kadang dia juga asyik dan membuat jantungku berdetak sangat cepat dari biasanya (padahal sikapnya sebenarnya wajar-wajar aja kalau di pikir-pikir, ga ada yang lebih). Setiap kali aku buka facebook, aku selalu mencari dia di obrolanku, atau ga aku buka profil dia. Setiap hari juga aku selalu menemaninya online, ya walaupun ga secara langsung, tapi bisa di artikan aku menemaninya. Itu semua ku lakukan sampai dia lulus dari SMK, dan saat ini aku duduk di kelas XI. Saat dia ada di obrolanku, dan tanda hijau di samping nama facebooknya, aku selalu menunggunya sampai dia offline. Bahkan pernah waktu itu sampai jam 3 pagi, tapi aku tak pernah menyesalinya, karna justru malam itu jadi malam yang indah. Dia ngechat aku duluan, wah.. senangnya aku, karna biasanya selalu aku dulu. Bahkan saat itu juga aku ingin teriak kegirangan.
“ri, jangan Cuma di liatin dari jauh dong, deketin dia”, ujar sita. Dia adalah sahabat terbaikku, semua masalahku selalu ku ceritakan padanya, termasuk soal kak tama.
“ga ah, takut sama cewenya”, jawabku dengan wajah yang sedikit mendung.
Ternyata kak tama udah punya cewe, anak kelas XI. Dan parahnya cewenya itu orang yang pertama kali aku benci di SMK. Bukan karna dia pacar orang ku suka, tapi karna emang dia itu nyebelin, sok ngatur, sok jutek, sok tau segalanya, pokoknya aku benci banget deh sama tu orang. Aku jadi bingung, bukan Cuma aku yang bingung semua temanku juga bingung, kok mau-maunya kak tama pacaran sama kak tika. Tapi ya begitulah cinta, aneh jika terus di pikirkan. Saat pertama kali aku tahu bahwa kak tika adalah cewenya kak tama, hatiku tuh rasanya kaya kesamber petir, trus abis itu kaya di cincang-cincang pake pisau daging. Saaakkkiiiiiiiiiiiiiitttt pake banget! Pupus sudah harapanku padanya. Malang bener nasipku.
“nih nomer hp kak tama”, tiba-tiba dita datang sambil memberikan secuil kertas yang berisikan nomor yang tak lain adalah no.hp kak tama.
“serius dit? Dapet dari mana kamu?”, tanyaku padanya. Jangan heran ya, kalau dita juga tau kalau orang yang sama sekali ga deket denganku tahu kalau aku suka sama kak tama, karna bukan hanya sahabat terbaikku yang tahu, tapi seluruh teman sekelasku.
“udah lah,riri.. ambil aja, sukses ya!”, jawab dita sambil tersenyum dan menyerahkan keras itu padaku, setelah itu dia pergi meninggalkanku dan sita.
Setelah ku dapat no.hp kak tama, kami pun sering smsan, ya walaupun tanggapannya cuek banget. Tapi ga masalah buat aku, yang penting aku bisa deket sama dia. Selain lewat sms, aku juga sering chattingan sama kak tama. Dan lama-lama aku bener-bener ngerasa deket sama dia. Sampai akhirnya ga Cuma dia yang aku deketin, teman dekatnya juga. Namanya kak hendra, dia anaknya lumayan asyik, ga cuek kaya kak tama. Walaupun cuek, tapi aku tetep suka kok sama kak tama, bahkan jadi lebih suka. Kak tama ga selalu cuek padaku, kadang dia juga asyik dan membuat jantungku berdetak sangat cepat dari biasanya (padahal sikapnya sebenarnya wajar-wajar aja kalau di pikir-pikir, ga ada yang lebih). Setiap kali aku buka facebook, aku selalu mencari dia di obrolanku, atau ga aku buka profil dia. Setiap hari juga aku selalu menemaninya online, ya walaupun ga secara langsung, tapi bisa di artikan aku menemaninya. Itu semua ku lakukan sampai dia lulus dari SMK, dan saat ini aku duduk di kelas XI. Saat dia ada di obrolanku, dan tanda hijau di samping nama facebooknya, aku selalu menunggunya sampai dia offline. Bahkan pernah waktu itu sampai jam 3 pagi, tapi aku tak pernah menyesalinya, karna justru malam itu jadi malam yang indah. Dia ngechat aku duluan, wah.. senangnya aku, karna biasanya selalu aku dulu. Bahkan saat itu juga aku ingin teriak kegirangan.
“kok belum tidur?”, aku ga nyangka kata itu keluar darinya. Sebenarnya aku ingin sekali membalas seperti ini, “aku nunggu kamu tidur”, tapi aku ga berani, bisa-bisa aku di gantung sama cewenya. Jadi aku bilang ke dia, kalau aku lagi download game. Karna aku tahu dia suka banget ngegame, jadi ya lumayan lah siapa tahu jadi lebih akrab. Kami terus chattingan sampai dia mulai lelah dan mengantuk, dan dia pun akhirnya offline. Tapi sebelum offline, dia bilang makasih ke aku, karna aku udah nemenin dia. Aku bener-bener kaya kembang api yang siap meluncur ke atas dan derrr.., pecah dengan indahnya. Ya tuhan, aku bener-bener seneng banget, aku bersyukur banget pada-Mu.
Hari demi hari berlalu, dan setelah dia lulus dari SMK dan aku tak pernah lagi bertemu dengannya, hariku jadi sedikit gelap. Tapi aku tetap semangat karna aku masih bisa berkomunikasi denganya. Hingga tiba lah saat itu. Saat dimana aku mulai lelah dengan rasa yang selalu ku pendam. Rasa yang benar-benar ingin ku katakan padanya. Dan aku yakin inilah saatnya aku harus jujur padanya.
Kamis, 29 November 2012, tepatnya pukul 20:09:06, ku nyatakan perasaanku padanya melalui sms.
“kak, jujur ya, sebenarnya aku suka sama kakak, aku ngomong bukannya apa-apa, aku Cuma pengen jujur aja, di pendem terus juga ga enak, mungkin kalau ngomong lebih baik ”
Itu yang ku katakan padanya, setalah mengumpulkan beranianku selama 3 jam sebelumnya. Tak lama kemudian aku mendapat jawaban darinya. Sebenarnya aku sedikit kecewa dengan jawabanya itu, karna dia malah meledekku. Tapi aku tak mempermasalahkannya, karna aku yakin itu semua dia lakukan karna dia menghargai perasaanku, dengan tidak mengatakan kata-kata tolakan yang menyakitkan.
Sehari setelah kejadian itu, aku merasa dia sedikit merasakan kehadiranku, karna sebelumnya aku merasa dia hanya menganggapku angin berlalu. Aku sedikit lebih akrab lagi dengannya. Kata temanku si, itu dia lakukan karna dia kasian padaku. Tapi aku yakin dia adalah orang baik, tak mungkin dia mengasihaniku seperti itu. Aku tetap berfikir positif dan terus melakukan hal-hal yang selalu ku lakukan. Dan aku berniat akan selalu membuat kenangan di tanggal 29 setiap bulannya, kalau di februari aku pilih tanggal 27, sesuai tanggal kelahirannya. Kenangan apa itu, cukup aku dan tuhan yang tahu.
Hari terus berganti, tak secuilpun rasa yang berubah dariku, hingga akhirnya aku mulai lelah dengan rasa ini. Aku lelah terus-terusan begini, begitu banyak warna yang telah dia berikan dalam hidupku, tapi tetap saja aku hanya merasakan cinta sepihak. Dan kali ini aku benar-benar ingin merelakannya bersama kak tika, karna cinta mereka begitu kuat, dan tak mungkin aku menghancurkannya. Maka mulai sekarang aku bertekad untuk sedikit melupakannya, walau berat tapi akan ku coba. Sebenarnya aku tak menginginkan ini semua, tapi aku harus melakukannya, karna jika aku terus bertahan pada cinta ini, cinta yang sudah 2 tahun ku pendam, yang ada aku akan mati karnanya. Untuk mengawali niatku ini yang sama sekali berlawanan dengan hatiku, aku putuskan untuk beberapa hari menyendiri tanpa berkomunikasi dengan siapa pun.
Mungkin ini berlebihan, tapi hanya ini yang bisa ku perbuat, jika aku semakin dekat dengannya, yang ada aku akan sangat sulit melupakan, karna dia banyak merubah hidupku. Kemungkinan hanya 25%, kekonyolanku ini akan berhasil, dan aku bisa melupakannya. Tapi entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Dan aku hanya bisa berdo’a semoga semua ini jalan yang terbaik untukku tempuh. Dan jika mungkin nanti Tuhan merencanakan aku bertemu lagi dengannya, entah dengan rasa yang sama atau berbeda, dan dengan waktu yang lama atau dekat, percayalah kak tama, aku tak akan melupakan kisah ini, kisah dimana aku sangat mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar